Dalam Artikel Ini:

Radiator inersia adalah solusi pemanasan yang menggabungkan kenyamanan pemanas sentral gas dengan kesederhanaan radiator listrik. Radiator ini memiliki kekhasan akumulasi dan kemudian panas yang menyebar, yang membawa kenyamanan dan panas yang lembut.

Bagaimana cara kerja radiator inersia?

Jenis radiator ini bekerja dalam dua tahap. Pertama, resistor menghangatkan massa yang bisa berupa padat atau cair. Panas terakumulasi dan kemudian berdifusi dengan mantap. Fitur ini menampilkan radiator inersia di antara pemanas panas lunak.

Panas didistribusikan oleh radiasi, seperti sinar matahari. Benda padat ruangan dipanaskan terlebih dahulu dan kemudian menghangatkan udara sekitar secara homogen.

Ada beberapa jenis radiator dengan inersia:

  • Radiator dengan inersia kering: massa refraktori yang menyusunnya padat (batu bata, batu, besi cor, aluminium, dll.).
  • Radiator dengan inersia fluida: massa yang melengkapinya adalah fluida dalam sirkuit tertutup (minyak, glikol, mineral atau minyak nabati, dll.). Contohnya adalah radiator fluida transfer panas atau radiator bath oil.

Radiator dengan inersia: kelebihan dan kekurangan

Berkat difusi panas yang konstan, radiator bekerja dengan rata, yang memungkinkan penghematan listrik yang signifikan. Ekonomi yang dapat ditingkatkan jika seseorang mengasosiasikan seorang programmer dengan aparatur. Temperatur naik dengan cepat dan panasnya homogen.

Kelemahan samping, radiator adalah perangkat yang harganya lebih tinggi daripada pemanas listrik lainnya, bahkan jika itu cepat menguntungkan. Demikian pula, itu meredakan panas dari kedua sisi: ketika ditempatkan pada dinding, perlu untuk menyediakan isolasi reflektif. Akhirnya, tidak cocok untuk ruangan di mana diinginkan peningkatan suhu yang cepat dalam waktu singkat, tidak seperti pemanas kipas.


Petunjuk Video: Cara mengganti oli mesin Mobil Avanza - Xenia dan Rush - Terios